Dalam keseharian masyarakat Barru, kita mengenal Pujananting sebagai sebuah Kecamatan Di Kabupaten Barru. Sekalipun tergolong kecamatan baru namun sejarah panjang menunjukkan eksistensi Pujananting sejak dulu hingga kini. Berbagai lika-liku sosial budaa sudah di tempuh oleh masyarakat setempat dalam mengarungi armada kehidupan.
Dalam Epos I la Galigo pula sangat jelas menggambarkan keberadaan Pujanting sebagai suatu kawasan di daerah kabupaten Barru disertai data-data lengap, baik sastra lisan maupun sastra tulisan dan juga masih sangat jelas terlihat situs-situs era Sawrigading yg dimaksud dalam Epos I La galigo.
Sehingga sangatlah lucu ketika Pujananting Barru yang tertera dalam Epos I Lagaligo tersebut adalah Pudjananti (sekarang: Ganti) Donggala Sulawesi Tengah. Pudjananti, Donggala merupakan salah satu dari tiga kerajaan tua di Sulteng se-zaman Majapahit dan Singasari, yakni Kerajaan Banggai (Benggawi) dan Sigi.
Dalam legenda sejarah mereka, Masyarakat Donggala meyakini bahwa daerah Ganti (Pujananti) adalah salah satu daerah jelajah Sawerigading hanya dengan pertimbangan bahwa orang Kaili dalam melafalkan suatu nama berakhiran “ng”, selalu tidak disebutkan, sehingga Pudjananting itulah disebut Pudjananti. Begitu pula sebutan Sawerigading dalam bahasa Bugis orang Kaili mengeja menjadi Sawerigadi dengan menghilangkan “ng”.
Nah, Sungguh sangat lucu ketika hanya dengan argumenasi seperti itu masyrakat Donggala dan Ganti tiba-tiba menggeneralisasi bahwa Pujanting yang dimaksud dalam Sureq Galigo adalah Pujananti di daerah mereka tanpa melihat runut otentiknya. Sementara ada ratusan lontarak atau naskah tua Sul-sel yang sangat valid bila bercerita Pujanating. Naskah Lontarak balusu atau perihal ajjatapreng saja sudah dapat mematahkan argumentasi diatas.
Di adobsi dari: http://barrunews.wordpress.com